Senin, 23 Mei 2011

Download Paper, Artikel, and the other ~

Paper (23,05,2011) :

Islamic Financial System in Malaysia, Incentives and Implications for Design and Monetary Policy, Abd. Ghafar b. Ismail, PhD

HARMONISASI PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH (ZIS), Sofyan Eko Putra

Peran ZIS sebagai Dana Sosial

TOWARDS IMPLEMENTING THE GOLD BASED MONETARY SYSTEM, Nuradli Ridzwan Shah Bin Mohd Dali

Visiting SET(Sharia Economic Training) 3 (photos)

 Dokumentasi saat KSEI FE UNDIP mengunjungi SET 3,dari kanan poto Ismail Saleh (presiden KSEI 2011), tengah Dimas Nurdi (Dewan Komisaris KSEI), Kiri Rama (Manajer Finance KSEI)




foto saat bersama Presidium Nasional FoSSEI bersama 4 orang Badan Pengurus Harian FoSSEI Jateng

Visiting SET 3


                 SET 3 yang merupakan singkatan dari shariah economist training 3 tahun ini diadakan di UNNES (Universitas Negeri Semarang) Semarang. Acara ini berlangsung selama dua hari dari hari Sabtu, 14 Mei – Minggu, 15 Mei 2011. Disini berkumpul beberapa KSEI dari berbagai Universitas, STIE, IAIN, dan STAIN yang ada di regional Jawa Tengah. Pada SET 3 tahun ini KSEI Mizan FE Undip mendelegasikan 2 orang yaitu Ismail Saleh dan Ramdhani Harry Pratama. Peserta dari SET 3 adalah mahasiswa yang sebelumnya telah mengikuti SET 1 yang diadakan oleh masing-masing KSEI, dan SET 2 yang diadakan oleh masing-masing komisariat, sehingga sudah banyak bekal pengetahuan tentang ekonomi islam yang telah dimiliki oleh para peserta SET 3 kali ini. Untuk menghadiri acara inipun para peserta harus membuat sebuah artikel yang bertemakan Menciptakan Kader Ekonom Rabbani.
                Acara ini secara resmi dibuka pada pukul 08.00 di ruang C7 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Acara dibawakan oleh ukh Hilyatul Azizah dan ukh Via Amalia yang dimulai dengan pembukaan dan pembacaan tilawah quran sekitar 15 menit. Lalu dilanjutkan dengan laporan ketua panitia yaitu ukh Nina Farliana dan sambutan dari presiden KSEI UNNES akh Muhimul Anam.
                Setelah dilakukan oleh sambutan – sambutan yang dilakukan oleh ketua panitia dan presiden KSEI UNNES, maka acara dilanjutkan dengan acara inti yaitu Talkshow Ekonomi Syariah dan  paparan narasumber pertama yaitu bapak Nyata nugraha SE, Msi yang juga merupakan ketua MES ( masyarakat ekonomi syariah ) Semarang yang akan menjelaskan tentang “peran perguruan tinggi membangun SDM yang syariah & profesional”. Secara singkat dapat dijelaskan Beliau menerangkan dengan berkembang pesatnya ekonomi syariah saat ini ternyata belum diimbangi dengan SDM yang ada, banyak pegawai di bank - bank syariah yang ternyata tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah, sehingga pada kenyataannya mereka tidak dapat menjelaskan ke para calon nasabah apa itu perbankan syariah, apa perbedaannya dengan bank-bank konvensional, dll. Beliau juga menerangkan tentang tantangan yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi dalam membuka jurusan tentang ekonomi syariah, diantaranya: tidak adanya format baku tentang kurikulum ekonomi islam, terbatasnya literatur tentang teori – teori ekonomi islam, dll. Sedangkan narasumber yang kedua adalah bapak Slamet dari Bank Indonesia Semarang. Beliau menjelaskan tentang perkembangan indutsri perbankan syariah di Indonesia.   
                Diskusi yang berupa interaksi tanya jawab antara peserta SET 3 dengan dua narasumber yang dihadirkan dilakukan setelah para narasumber selesai menyampaikan presentasi mereka masing -  masing. Dalam tahap tanya jawab ini dibagi menjadi dua sesi, dimana masing – masing sesi  dipersilahkan kepada empat penanya untuk bertanya mengenai hal hal yang belum mereka mengerti berkaitan dengan materi yg telah dipresentasikan oleh narasumber. Beberapa pertanyaan peserta antara lain, apakah cara berdagangan syariah harus sama dengan cara berdagang seperti zaman rasulullah SAW, atau kenapa karyawan bank syariah belum memahami makna syariah dari bank itu sendiri, dll. Diakhir acara diskusi ternyata pihak panitia menyediakan tiga buah hadiah atau doorprise yang akan diberikan kepada para peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan narasumber dan moderator acara. Ketiga Peserta yang mendapat hadiah berasal dari KSEI STAIN Pekalongan, KSEI UNNES, dan KSEI MIzan FE UNDIP (Ismail). Akhirnya  acara talkshow ini ditutup dengan pemberian plakat untuk narasumber yang diberikan oleh ketua KSEI UNNES akh Muhimul Anam.
Selanjutnya para peserta diberi waktu untuk istirahat, waktu istirahat banyak digunakan untuk sholat dan makan makanan yang telaah disediakan pihak panitia, disela – sela istirahat pun para peserta menggunakannya untuk saling bertukar pikiran dan berdiskusi membahas permasalahan di KSEI univertsias masing – masing juga solusi – solusinya. 

                Saat waktu istirahat selesai yaitu tepat pukul 13.00 WIB acara dimulai kembali, seharusnya acara selanjutnya yaitu bertema “ Achievement Motivation Training” tapi acara sempat tertunda selama 30 menit karena menunggu pembicara yang ternyata masih berada dibandara Ahmad Yani Semarang. Untuk mengisi kekosongan, MC yang dipandu oleh ukh Hilyatul Azizah dan ukh Via Amalia meminta para peserta untuuk memperkenalkan profil dan jargon atau yel – yel pembangkit semangat masing – masing KSEInya. Dimulai dari STAIN Pekalongan yang membawa 12 delegasinya dan tercatat sebagai universitas dengan perwakilan terbanyak pada SET kali ini, dan diakhiri dengan perwakilan dari Universitas Muhamadiyah Surakarta ( UMS ) yang membawa 4 delegasi. Akhirnya setelah semua perwakilan dari masing – masing KSEI selesai memperkenalkan profilnya pembicarapun datang.
                Pembicara kali ini yang memperkenalkan dirinya sebagai “kang Asep” pun memulai acara dengan membuat sebuah games kecil untuk menyemangati peserta kembali, dari games pertama akhirnya didapat tiga orang yang melakukan kesalahan ketika games tadi. Tapi ketiga peserta tadi tidak mendapatkan hukuman apa – apa karena game tadi hanya untuk membuat peserta bersemangat kembali. Setelah melihat para peserta bersemangat kembali, kang asep pun mulai memaparkan presentasinya yaitu tentang rasa percaya diri, dan masalah – masalah yang biasanya membuat rasa percaya diri seseorang menurun bahkan menghilang, kang asep pun sempat memutar sebuah video untuk melatih konsentrasi para peserta. Sebelum acara diakhiri, kang asep pun meminta para peserta untuk duduk saling berhadapan dan para peserta diminta untuk saling menatap mata sebelah kiri masing – masing temannya, para peserta harus melihat muka diri mereka sendiri pada mata orang yang duduk disebelahnya. Setelah itu teman mereka itu harus mengucapkan kalimat yang berbunyi “apa yang membuat kamu sampai saat ini  tidak dapat mencapai apa yang kamu inginkan ??” selama berulang – ulang dan teman yang satunya harus menjawab pertanyaan tersebut, itupun dilakukan secara bergantuan selama lima menit. Bila para peserta melakukannya dengan serius maka  ia akan merasa lega dan refresh kembali.
                Setelah istirahat selama satu jam, acarapun kembali dilanjutkan dengan tema “arah pergerakan FOSSEI”, tema kali ini akan disampaikan langsung oleh presiden FOSSEI nasional yaitu akh Muhammad William Rahaditama. Pada kesempatan kali ini beliau menyampakan presentasi yang berkaitan dengan riba dan tentang kontrovesi antara bunga bank konvensional apakah dianggap haram atau halal ( diperbolehkan ). Dia memaparkan perbedaan pandangan yang sangat bertentangan antara dua orang yang merupakan mufti di Mesir, yaitu antara pandangan dari DR. Muhammad salam Madzkur dari Darul Ifta yang mendukung atau memperbolehkan bunga bank konvensional dengan DR. Yusuf Qardhawi yang menyanggah pendapat dari Darul Iftah. Setelah pemaparan materinya beliau mengajak peserta untuk melakukan diskusi, siapa yang mendukung kelompok dari Darul Ifta atau DR. Yusuf Qardhawi. Peserta pun diminta menjawab pertanyaan yang diberikan oleh akh william tentang pilihannya tersebut. Acara pun diakhiri dengan pembagian hadiah bagi peserta yang aktif dalam diskusi yang dilakukan saat pemaparan materi.
                Selesainya acara tentang arah pergeakan FOSSEI yang dipaparkan oleh akh william sekaligus menutup acara hari itu yang berlangsung diUNNES, karena selanjutnya para peserta dibawa ke penginapan untuk beristirahat sejenak dan membersihkan diri. Untuk sampai ke penginapan yang disedaiakan oleh panitia para peserta harus bergantian menaiki mobil yang ada karena terbatasnya jumlah kendaraan. Sambil menunngu gilirannya para peserta pun mengambil kesempatan ini untuk sejenak berfoto – foto sebagai kenang – kenangan dari kegiatan SET kali ini.
                Waktu untuk beristirahat selama 1,5 jam ini coba digunakan peserta untuk sholat, dan bersih – bersih serta bersiap – bersiap untuk acara selanjutnya. Tepat pukul 19.00 peserta pun diajak ke aula penginapan untuk mengikuti acara selanjutya yaitu acra sarasehan yang dipimpin oleh 4 orang Badan Pengurus Harian (BPH) FoSSEI Jateng. Sebenarnya ada 5 orang BPH, akan tetapi salah satu BPH yaitu akh Satya dari KSEI Mizan FE Undip berhalangan hadir karena ada saudaranya yang sakit. Pada acara ini  para peserta dibuat perkelompok untuk membahas dan mencari solusi tentang masalah-masalah yang sering di jumpai KSEI dan di FoSSEI Jateng sendiri. Acara pun dimulai dengan pengantar dari MC yang sekarang dipandu oleh akh Amirul Khoirudin, dilanjutkan dengan tilawah Al – Qur’an yang dibacakan akh Qomarrudin. Pada acara inti peserta pun duduk sesuai dengan kelompok yang sudah dibagikan sebelumnya, lalu masalah pun mulai dibicarakan secara bergantian oleh para perwakilan FOSSEI Jawa Tengah. Masalahnya antara  lain terdiri dari, bagaimana cara mensosialisasikan ekonomi syariah agar lebih dikenal masyarakat luas, lalu tentang rendahnya karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa, bagaimana mengelola keuangan dan sumber – sumber pendapatan untuk FOSSEI, dll.
                Pembahasan masalah itu lalu dilanjutkan dengan perwakilan masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok mereka, dan peserta lain diperbolehkan melakukan tangapan – tanggapan atas pemaparan dari perwakilan kelompok tersebut. Tepat pukul 22.00 WIB acarapun selesai, dan para peserta diperbolehkan kembali ke kamar masing – masing, tapi sebelum itu dibacakan kelompok lagi untuk acara besok yakni acara Esya (Economy Syariah) in Action. Panitia pun mengingatkan peserta untuk istirahat dengan baik karena acara besok akan tepat dimulai pada pagi hari.
                Pada pukul 05.00 esok harinya terlihat para peserta sudah siap dan telah melakukan shalat shubuh juga beres – beres barang mereka untuk persiapan keluar dari penginapan. Tidak lama kemudian pihak panitia pun membagikan sarapan bagi para peserta yang berupa nasi uduk serta air putih. Tepat pukul 06.30 peserta pun diminta berkumpul dan persiapan keberangkatan acara selanjutnya. Sebelum berangkat panitaia memberikan sedikit pengarahan kepada para peserta tentang tata cara dan perarturan dalam Esya  in Action ini.  Dalam acara ini para peserta diharapkan memilih barang – barang yang telah disiapkan panitia untuk selanjutnya akan dijual dimasyarakat dengan tata cara penjualan sesuai dengan nilai-nilai islam. Kali ini para peserta dibawa ketempat kegiatan yaitu di lapangan simpang lima semarang dengan menggunakan bus yang disewa pihak panitia.
                Sesampainya ditempat acara para peserta pun diberi waktu selama satu jam unutuk menjual barang yang telah mereka pilih. Para peserta pun berpencar ke berbagai tempat untuk berjualan yang terdiri dari 12 kelompok yang ada yaitu enam kelompok ikhwan dan enam kelompok akhwat.
Setelah satu jam, para peserta berkumpul kembali ditempat awal yang telah disepakati. Untuk selanjutnya akan diadakan kampanye nasional FOSSEI sekaligus merayakan hari berdirinya FOSSEI yang ke 11. Tema yang di usung dalam kampanye tahun ini adalah “Indonesia Optimis Tanpa Bunga”. Dalam aksi damai tersebut di isi dengan pembagian bunga serta leaflet bagi para warga yang sedang melakukan aktivitasnya disekitar kawasan videotron jalan Pahlawan Semarang.   
Selanjutnya para peserta dibawa ke  MAJT ( Masjid Agung Jawa Tengah ) selain untuk mengunjungi masjid terbesar di Jawa Tengah ini, para peserta diwajibkan untuk melakukan evaluasi hasil mereka berjualan di kawasan simpang lima pagi hari tadi. Selesai melakukan evaluasi dan berbagi cerita dengan kelompoknya lainnya maka para peserta SET 3 kali ini diajak berkeliling masjid yang juga memiliki payung – payung raksasa di halamannya ini.
Puas menikmati kemegahan dan kemewahan masjid terbesar di Jawa Tengah ini para peserta selanjutnya dibawa ke salah satu ikon Kota Semarang yaitu Gedung Lawang Sewu, di gedung yang memiliki penjara bawah tanah ini para peserta diajak kembali mengenang masa lalu, tekstur bangunan yang berliku - liku pun menjadi menjadi keasyikan tersendiri bagi peserta. Dipandu oleh seorang pemandu yang telah lama mengenal gedung ini, peserta pun mendapat pengtahuan baru mengenai gedung yang terkenal angker ini. Tepat pukul 12.00 perjalanan pun berakhir dan ditutup dengan berfoto bersama dengan latar belakang gedung megah ini.
Pada SET 3 kali ini kami tidak hanya mendapat pengetahuan baru tentang apa itu ekonomi islam dan bagaimana perkembangannya pada saat ini, tapi kami juga mendapat teman baru, teman dari berbagai universitas yang memiliki sifat berbeda, teman yang selama dua hari itu terus bersama kita, dan teman yang akhirnya menjadi seperti saudara sendiri. Pengalaman – pengalaman baru yang tidak akan terlupakan, pengalaman melakukan praktek langsung bagaimana berjualan dengan cara islami, pengalaman masuk ke salah satu gedung bersejarah di Indonesia, sebuah pengalaman – pengalaman berharga yang tidak ternilai dengan harga yang kita bayarkan.
Ramdhani Harry Pratama (Manajer Finance)
Set 3 Never Ending Story

Senin, 16 Mei 2011

Debt Collector, Budaya Berutang dan Bahaya Riba

rupiah ilustrasi 100907100345 Debt Collector, Budaya Berutang dan Bahaya Riba
‘Profesi’ penagih utang (debt collector) akhir-akhir ini mendapatkan sorotan tajam dan sekaligus memancing kegeraman dari masyarakat menyusul peristiwa tewasnya seorang nasabah kartu kredit Citibank setelah berurusan dengan debt collector bank tersebut. Kritikan terhadap sepak terjang para debt collector yang sangat meresahkan tersebut tidak hanya muncul dari kalangan masyarakat biasa, melainkan telah mendorong para penyelenggara negara, termasuk kalangan legislatif dan otoritas moneter untuk bereaksi keras.

Debt collector adalah orang atau sekumpulan orang sebagai pihak ketiga yang dimintai jasanya oleh perbankan dan lembaga keuangan untuk menagih utang atau kredit yang bermasalah dari nasabahnya. Penggunaan jasa penagih utang ini sudah sangat lazim, bahkan bisa dikatakan menjadi bagian tak terpisahkan dari industri perbankan dan lembaga keuangan.

Namun masalahnya, kehadiran debt collector selama ini justru meresahkan nasabah. Dalam menjalankan tugasnya, para penagih utang ini seringkali mengabaikan asas kesopanan dan kepatutan, bahkan tidak jarang menjurus ke arah premanisme. Mereka kerap pula meneror dan mengintimidasi nasabah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pada 2005 menerima sekitar 2 ribu aduan pemilik kartu kredit, yang sebagian besar mengeluhkan perilaku tidak manusiawi dari para penagih utang saat nasabah tak membayar tepat waktu.

Budaya Berutang
Maraknya jasa debt collector ini diakui atau tidak sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari trend suka berutang dari sebagian masyarakat. Hal ini turut dipengaruhi oleh gencarnya iklan produk baru dari para produsen dan juga kemudahan untuk memilikinya melalui fasilitas kredit yang ditawarkan penjual (retailer) yang bekerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya. Iming-iming discount, bebas uang muka dan bunga cicilan yang ringan seringkali berhasil memikat hati calon konsumen untuk membeli terlepas apakah mereka benar-benar membutuhkannya atau sekadar untuk memuaskan hasrat berbelanja belaka.

Sabtu, 07 Mei 2011

KRC (KSEI Research Club)

Assalamualaikum..
kami, KRC (KSEI Research Club), mengadakan PKTI (Pelatihan Karya Tulis Ilmiah)..
Jumat, 13/05/11, jam 3 sore, di ruang serbaguna pkm FE UNDIP tembalang..

FREE !!